Rabu, 06 Juni 2012

CERITA PENDEK (CERPEN)

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:
§  Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
§  Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
§  Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1.     Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2.     Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3.     Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1.     Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
2.     Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
3.     Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
4.     Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5.     Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
§  Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
1.     Dialog tokoh
2.     Penjelasan tokoh
3.     Penggambaran fisik tokoh
§  Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.

Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
§  Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
§  Latar belakang kehidupan pengarang
§  Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan

Jumat, 27 April 2012

GAYA PEGAS

A. Besaran yang bersangkutan:
  1. Tegangan (Sress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda” . Tegangan dinotasikan dengan (sigma), satunnya Nm-2.
1.  Bentuk awal benda sebelum diberi gaya
 
2.  Bentuk benda tertegang setelah diberi gaya pada bidang A
Secara matematika konsep Tegangan (Stress) dituliskan :

 

Pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja (F) pada benda sebanding dengan pertambahan panjang benda (x).
 2       Regangan (Strain)
Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang L terhadap panjang mula-mula(Lo)”
Regangan dinotasikan dengan e dan tidak mempunyai satuan.
1.    Keadaan awal benda yang panjangnya Lo diberi gaya (F) pada bidang A
 

2.    Keadaan benda bertambah panjang sejauh
 Secara matematika konsep Regangan (Strain) dituliskan
 

     3. Modulus Elastisita
Modulus Elastisitas adalah “ Perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu benda “ . Modulus elastisitas dilambangkan dengan E dan satuannya Nm-2. Modulus elastisitas disebut juga Modulus Young

Secara Matematis konsep Modulus Elastisitas :


B. Hukum hooke
Pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja (F) pada benda sebanding dengan pertambahan panjang benda (x).
Sehingga secara matematis, dituliskan :


C. Energi potensial pegas
Sebuah pegas yang ditarik dengan gaya F,menyebabkan pegas meregang(bertambah panjang). Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan energi yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas
Hubungan antar pertambahan panjang pegas (x) terhadap besarnya gaya (F) dilukiskan dalam grafik:
 
Besar Energi Potensial Pegas (Ep ) sama dengan Luasan segitiga yang diarsir.
 


Sabtu, 24 Maret 2012

ALAT OPTIK

Lup (Kaca Pembesar)

Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum

\!M=\frac{Sn}{f}+1
Dengan ketentuan:
  • \!M = Pembesaran
  • \!Sn = Titik dekat (cm)
  • \!f = Fokus lup (cm)


Pembesaran bayangan saat mata tidak berakomodasi

\!M=\frac{Sn}{f}
Dengan ketentuan:
  • \!M = Pembesaran
  • \!Sn = Titik dekat (cm)
  • \!f = Fokus lup (cm)


Mikroskop

Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan pembesaran lensa okuler, sehingga dirumuskan:
Mmik=Mob\times Mok

Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup, pembesaran mikroskop dirumuskan sebagai berikut:


Pembesaran Mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum

Mmik=Mob\times(\frac{Sn}{fok}+1)=(\frac{S'ob}{Sob})\times(\frac{Sn}{fok}+1)
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
d=S'ob+Sok=S'ob+\frac{Sn\times fok}{Sn+fok}
Dengan ketentuan:
  • \!Mmik = Pembesaran mikroskop
  • \!Mob = Pembesaran oleh lensa objektif
  • \!Sn = Titik dekat mata
  • \!fok = Jarak fokus lensa okuler
  • \!S'ob = jarak bayangan oleh lensa objektif
  • \!Sob = jarak benda di depan lensa objektif
  • \!d = jarak lensa objektif dan lensa okuler


Pembesaran Mikroskop pada saat mata tidak berakomodasi

Mmik=Mob\times \frac{Sn}{fok}=\frac{S'ob}{Sob}\times \frac{Sn}{fok}
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
d=S'ob+fok\,\!
Dengan ketentuan:
  • \!Mmik = Pembesaran mikroskop
  • \!Mob = Pembesaran oleh lensa objektif
  • \!Sn = Titik dekat mata
  • \!fok = Jarak fokus lensa okuler
  • \!S'ob = jarak bayangan oleh lensa objektif
  • \!Sob = jarak benda di depan lensa objektif
  • \!d = jarak lensa objektif dan lensa okuler


Teropong Bintang


Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata tidak berakomodasi

M=\frac{fob}{fok}
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
d=fob+fok\,\!
Dengan ketentuan:
  • \!d = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
  • \!M = Pembesaran teropong bintang
  • \!fob = Jarak fokus lensa objektif
  • \!fok = Jarak fokus lensa okuler


Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata berakomodasi maksimum

M=\frac{fob}{sok}
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
d=fob+sok\,\!

Dengan ketentuan:
  • \!M = Pembesaran teropong bintang
  • \!fob = Jarak fokus lensa objektif
  • \!sok = jarak benda di depan lensa okuler


Teropong Bumi


Pembesaran Teropong Bumi

M=\frac{fob}{fok}
Dengan ketentuan:
  • \!M = Pembesaran teropong bumi
  • \!fob = Jarak fokus lensa objektif
  • \!fok = Jarak fokus lensa okuler


Jarak lensa objektif dan lensa okuler

d=fob+4fp+fok\,\!
Dengan ketentuan:
  • \!d = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
  • \!fob = Jarak fokus lensa objektif
  • \!fp = Jarak fokus lensa pembalik
  • \!fok = Jarak fokus lensa okuler